Pages

Sabtu, 30 Agustus 2014

Pendakian Gunung Raung 3332 mdpl Dengan Puncak Sejati 3344 mdpl

Gunung Raung yang berketinggian 3.332 Mdpl berada dalam jajaran Pegunungan Ijen dan termasuk sebagai gunung berapi yang masih aktif dengan tipe stratovolcano, mempunyai kaldera di puncaknya yang berbentuk lingkaran ( circular ), Kaldera Gunung Raung mempunyai dimensi luasan sekitar 750 m x 2,250 m dan masih selalu mengeluarkan asap dan semburan api.


Ada dua jalur yang bisa digunakan:
Jalur Pendakian Gunung Raung via Kalibaru ( Puncak Sejati ).
Jalur Pendakian Gunung Raung via Sumber Waringin ( Puncak Bayangan ).


Jalur Pendakian Via Kalibaru ( Puncak Sejati )


Perijinan 
Sebelum melakukan pendakian kita harus mengurus surat ijin kepada Kecamatan, kepolisian dan Perhutani ( berupa izin tertulis kalau kita melakukan pendakian, waktu dan peserta ), setelah selesai mengurus perijinan kita bisa cari ojek menuju rumah Bp. Suto di dusun Wonorejo Rt 01 / 01 Desa Kalibaru Wetan – Banyuwangi. Rumah Bp Suto adalah Base Camp Pendakian Gunung Raung Via Kalibaru.

Gunung Raung jalur Kalibaru merupakan jalur pendakian terekstrim di Pulau Jawa, dimana diperlukan waktu pendakian normal selama 6 hari yang tentunaya diperlukan juga fisik dan mental yang bagus serta peralatan khusus dan teknik pemanjatan untuk menggapai puncak sejatinya. Berikut ini adalah jalur pendakian dan pos yang akan dilewati untuk mencapai Puncak Sejatinya:

Basecamp Rumah Pak Suto,– Pos1 
Dimulai dari Basecamp / rumah Pak Suto akan berjalan sejauh 5600 m, melewati perkebunan penduduk yang mayoritas adalah perkebunan kopi, dan sekitar 2,5 jam kemudian akan tiba di Pos 1 Di sebelah kiri jalur Pos 1 ini ada jalur menuju sungai yang merupakan sumber air terakhir di jalur pendakian ini, disini diharapakan setiap pendaki untuk mengisi perbekalan air sebelum melanjutkan pendakian, dimana minimal setiap pendaki harus membawa 10 liter air.

Apabila ingin mempersingkat waktu dan efektifitas tenaga maka untuk menuju Pos 1 dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan ojek dari basecamp dengan harga Rp. 10.000,- sampai dengan Rp. 15.000,-/ Orang. Pos 1 ini terletak pada ketinggian 980 Mdpl.

Pos 1 – Pos 2 
Dari Pos 1 berjalan akan berjalan melewati batas perkebunan dan hutan, kemudian mulai memasuki hutan yang lebar namun lebat dengan pepohonan dimana terdapat banyak pohon dan semak berduri, jalan yang dilalui belum banyak menanjak dan cenderung melipir menyisiri hutan. Diperlukan waktu normal selama kurang lebih 4 jam untuk menempuh jarak dari Pos 1 menuju Pos 2 sejauh 4130 meter. Pos 2 ini merupakan tempat camp yang terluas selama jalur pendakian dan pendaki dapat bermalam disini. Pos 2 ini terletak pada ketinggian 1431 Mdpl.

Pos 2 – Pos 3 
Dimulai dari Pos 2 inilah para pendaki akan mulai melalui track menanjak mengikuti punggungan dan tidak lagi melipir. Track yang dilalui cukup sempit dimana di sebelah kirinya adalah jurang. Diperlukan waktu sekitar 1 jam untuk mencapai Pos 3, di pos 3 ini terletak persis di tengah jalur pendakian namun agak luas dan dapat mendirikan camp dengan 2 tenda. Camp 3 terletak pada ketinggian 1656 Mdpl.

Pos3 – Pos 4 
Lepas dari pos 3 pendakian dimulai dengan melalui jalan landai, kemudian akan melewati turunan sebelum berpindah punggungan dan melalui jalan menanjak yang cukup panjang. Setelah kurang lebih 2 jam akan tiba di Pos 4, sebuah tanah lapang yang sempit namun dapat digunakan untuk beristirahat sejenak sebelum melanjutkan pendakian. Pos 4 terletak pada ketinggian 1855 Mdpl.

Pos 4 – Pos 5 
Pendakian pada rute ini masih tetap dalam satu punggungan namun track yang dilalui semakin terjal dan rapat dimana banyak terdapat pohon berduri ( disarankan selama pendakian menggunakan pakaian lengan panjang ), bila hujan jalur ini akan menjadi sangat licin. Waktu yang diperlukan untuk melalui rute ini adalah selama lebih kurang 45 menit. Pos 5 ini tidak terlalu luas namun sedikit di bawah pos 5 juga terdapat tempat yang cukup luas untuk beristirahat dan biasanya di area pos 5 ini digunakan untuk tempat beristirahat makan siang sebelum melanjutkan pendakian. pos 5 terletak pada ketinggian 2115 Mdpl.

Pos 5 – Pos 6 
Setelah beristirahat di pos 5 Selanjutnya adalah rute yang terjal dan berliku, Rute ini tidak terlalu lama karena hanya sekitar 30 menit akan tiba di camp 6 / Pos 3. Di pos 6 ini terdapat area camp yang berundak – undak sebanyak 3 undakan dan dapat digunakan untuk tempat bermalam. Pos 6 terletak pada ketinggian 2285 Mdpl.

Pos 6 – Pos 7 
Pendakian pada rute ini semakin berat dimana akan semakin mendekati puncak Gunung Wates, yang tentunya tracknya semakin terjal, jalur pendakiannya pun semakin terbuka dan udara semakin dingin diiringi angin yang semakin kencang dan kabut tipis yang mulai turun menutupi jalur pendakian.Setelah sekitar 45 menit kita akan tiba di pos 7, yang merupakan camp di area terbuka, sebuah dataran yang cukup luas dan terbuka, dapat mendirikan 3 tenda.

Di pos 7 ini pun mulai terdapat bunga Edelweiss. Kondisi di pos 7 ini tanahnya rawan longsor dan juga udara dingin serta angin yang berhembus kencang dikarenakan areanya yang sangat terbuka,. pos 7 terletak pada ketinggian 2541 Mdpl.

Pos 7 – Pos 8 
Perjalanan dari pos 7 menuju pos 8 diawali dengan melewati punggungan terakhir menuju puncak gunung wates selama sekitar 45 menit, . Dari puncak gunung Wates pendakian dilajutkan dengan melipiri punggungan yang sangat tipis dengan bibir jurang yang sangat membutuhkan . Total waktu menuju pos 8 ini adalah sekitar 2 jam perjalanan normal.pos 8 terletak pada ketinggian 2876 Mdpl.

Pos 8 – Pos 9 
Dari Pos 8 dilanjutkan dengan rute semakin terjal. Setelah berjalan sekitar 1 jam barulah kita tiba di pos 9 yang merupakan camp terakhir yang dapat kita gunakan untuk beristirahat,. Pos 9 terletak pada ketinggian 3023 Mdpl.

Pos 9 – Puncak Raung 
Dari pos 9 kita berjalan selam lebih kurang 10 menit dan akan tiba di puncak semu gunung raung 3154 Mdpl, tak jarang puncak ini juga dinamakan puncak Kalibaru sebagai mana jalur pendakian ini.

Di depan kita telah tampak jalur menuju puncak sejati yang sangat menantang, bebatuan dengan kanan kiri jurang dalam yang cukup memacu adrenalin kita sebelum menapakinya, dan yang tidak kalah juga adalah pemandangan puncak 17 yang berbentuk piramida.



Puncak Kalibaru – Puncak Sejati Gunung Raung 
Dimulai dari puncak Kalibaru kita berjalan turun melipiri bibir jurang lalu mengikuti sebuah jalan landai dan akan tiba di titik ekstrim yang pertama.


Di titik ini kita harus melipir tebing bebatuan dimana di sebelah kanan adalah jurang sedalam 50 meter, untuk itulah di titik ekstrim pertama ini kita memasang jalur pemanjatan kurang lebih 5 meter, di jalur telah terpasang 1 buah hanger, 1 bolt dan di titik anchor atasnya terdapat pasak besi yang telah tertanam, dapat digunakan sebagai anchor utama.


Setelah melewati titik ekstrim 1 kita terus bejalan menanjak menuju puncak 17 / piramida,sampai pada titik ekstrim yang kedua yaitu 10 meter sebelum puncak 17. Disini kita kembali harus membuat jalur pemanjatan, dimana leader melakukan artificial climb selajutnya setibanya di puncak 17 memasang fix rope untuk dilalui orang selanjutnya dengan teknik jumaring.

Selanjutnya perndakian dilakukan dengan melipir dan menuruni bibir jurang yang tipis sekali, disini merupakan titik ekstrim ketiga yang juga harus dipasangi pengaman bisa dengan menggunakan tali kernmantel ataupun dengan membentangkan webbing sejauh kurang lebih 10 meter. Selepas dari titik ekstrim ketiga ini kita terus berjalan agak landai menelusuri jalan setapak yang sangat tipis sekali dengan kanan kiri jurang sedalam 50 meter.

Akhirnya tibalah kita di titik ekstrim yang keempat / terakhir dimana kita harus memasang jalur untuk menuruni tebing 15 meter dan menggunakan teknik rappelling untuk mencapai ke bawah. Sesampainya di bawah kita masih harus melanjutkan perjalanan, agak berjalan menurun ke bawah kita tiba di sebuah tempat lapang dan teduh yang biasanya digunakan untuk tempat beristirahat sebelum melalui tantangan terakhir yaitu mencapai puncak Tusuk Gigi ( bentuknya menyerupai tusuk gigi ) dan Puncak Sejati.


Setelah itu dari puncak Tusuk Gigi kita melipir ke belakang dan kemudian berjalan agak menanjak sekitar 100 meter tibalah kita di tempat yang menjadi tujuan akhir dari pendakian ini, ya itulah PUNCAK SEJATI GUNUNG RAUNG 3344 MDPL,












Catatan: 
Pada saat melakukan pendakian disarankan para pendaki menggunakan pakaian safety ( baju dan celana panjang, jika perlu dilengkapi geiters dikarenakan jalur yang dilalui banyak pohon berduri, dan pacet, serta hutan yang rapat ). Setiap pendaki minimal membawa 10 liter air dikarenakan sumber air hanya terdapat di pos 1, dan untuk mengantisipasi kekurangan air di setiap camp disarankan membuat penampungan air / tendon ( paling sederhana dengan membuatnya dari botol air kemasan besar yang dipotong terlebih dahulu ).

Pada saat menuju puncak sejati, tenda dan perlengkapan lainnya ditinggal di pos 4, dan hanya membawa daypack berisikan makanan, minuman dan perlengkapan pemanjatan ( perlengkapan standar :tali karmantel statis min 1 buah dengan panjang min 30 meter, webbing, carabiner screw dan non screw, jumar, figure of eight, prusik, harnest serta untuk mengantisipasi dapat pula membawa pasak besi untuk anchor tanam )





 

Jalur Pendakian Via Sumber Waringin 

Via Sumber Waringin
Dari Bondowoso carilah angkutan menuju Wonosari dan turun di pertigaan Gardu Atta. Dari pertigaan ini kita lanjutkan dengan angkutan menuju ke desa Sumber Waringin. Dan dilanjutkan ke Pesanggrahan, yaitu pos perijinan atau basecamp pendakian ke Gunung Raung. Untuk ke Pesanggrahan kita jalan kaki saja karena hanya berapa ratus meter saja dari tempat turunnya angkot ke desa Sumber Waringin.


 
Pondok Motor 

Biasanya ada beberapa menawarkan jasa ojek ke tempat ini. Lumayan, kita bisa hemat waktu. Karena dari basecamp ke pndok ini kalau jalan kaki kita membutuhkan energi dan waktu untuk menempuh kurang lebih 8 Km, dan biasanya di tembuh sekitar 4 jam.

Pondok Sumur 
Biasanya di gunakan untuk istirahat sejenak. Dari sekitar 6 jam perjalanan dari pondok motor jika ditempuh dengan jalan kaki. Disini tempatnya tidak begitu luas cuma cukup untuk 2 tenda saja.

Pondok Tonyok 
Sekitar 2 jam perjalanan dari Pondok Sumur. Tempat ini lumayan luas, cukup untuk 4 tenda, Sebaiknya tidak pendaki lansung saja karena untuk menghemat waktu.

Pondok Demit

Inilah tempat paling efisien untuk mendirikan camp. Ciri tempat ini adalah pohon kembar berdekatan, yang di bawahnya kita bisa mendirikan tenda, tapi cuma cukup 2 tenda saja. Dari sini biasanya dengan metode summit attack untuk pergi ke puncak.

Jadi barang dan logistic kita tinggal di camp, dan melanjutkan perjalanan ke puncak. Hal ini di pilih karena sangat efisien, dan pendakian akan lebih ringan tanpa membawa beban. Biasanya summit attack di mulai jam 3 pagi, karena dari Pondok Demit ke puncak dibutuhkan waktu 2 jam, jadi kita masih bisa menikmati sunrise di puncak gunung Raung.

Pondok Mayit  

Ini merupakan tempat yang sangat lapang, tapi sayangnya tempatnya agak miring. Disini kita bisa mendirikan lebih dari delapan tenda.


Pondok Angin 
Ini adalah satu - satunya shelter yang memiliki tempat tang benar-benar terbuka, disini kita merasa di ketinggian, karena pandangn yang luas dan tanpa terhalang oleh pohon - pohon yang lebat.

Puncak Raung 
Untuk menuju kepuncak di butuhkan nyali yang agak memadai, soalnya jalur ke puncak kita diwajibkan berjalan di bibir kawah yang membuat kaki kita kadang merinding. Untuk kesana silahkan ambil jalur ke kiri / ke timur dengan medan yang memang menanjak. Dan pilihlah jalur yang paling aman.


Puncak gunung Raung adalah salah satu dataran tertinggi di bibir kawah. Yang sebenarnya puncak yang kita daki dari jalur ini adalah titik tertinggi kedua. Puncak tertinggi pertama tidak bisa di akses dari jalur ini. Jika ingin ke puncak tertingginya maka Anda harus mendaki via jalur selatan yaitu jalur Kalibaru di Banyuwangi.


Sumber : klik disini

/Red Flag Indonesia/Info

0 komentar:

Posting Komentar