Sejak jaman Majapahit, kawasan Arjuno sudah dijadikan sebagai lokasi pemujaan, hal ini dibuktikan dengan banyak ditemukannya bangunan peninggalan sejarah berupa arca maupun candi yang diyakini dari jaman Kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini banyak ditemui mulai dari kaki gunung sampai di puncak Arjuno.
Rute Pendakian
Ada empat jalur yang bisa digunakan untuk pendakian menuju puncak Gunung Arjuno dan Gunung Welirang, yakni: Jalur Tretes, Jalur Purwosari, Jalur Lawang, dan Jalur Sumber Brantas - Batu.
1 Jalur Lawang
Rute mendaki Puncak Arjuno dari Lawang adalah yang cukup praktis, sekaligus butuh persiapan fisik dan mental yang kuat dikarenakan jalur yang menanjak cukup ekstrim. Kecamatan Lawang merupakan lokasi strategis baik dari arah Surabaya maupun Malang Kota. Berada di jalur utama provinsi, hampir seluruh angkutan umum melewati Pasar Lawang yang menjadi tempat turun menuju arah Kebun Teh Wonosari.
Dari pasar Lawang, pendaki bisa naik kendaraan umum (angkutan desa) sejauh 13 km menuju Desa Wonorejo. Pendakian ke puncak Arjuno dimulai dengan terlebih dahulu melewati Perkebunan Teh Desa Wonosari sejauh 3 km. Di titik ini, pendaki harus melapor pada petugas PHPA, termasuk ijin pendakian. Wonosari merupakan desa terakhir untuk menyiapkan bekal termasuk air minum, yang akan sulit ditemukan di kawasan Gunun Arjuno. Perjalanan 3-4 jam dari Kebun Teh Wonosari, Ngalamers akan sampai di Oro-Oro Ombo yang merupakan tempat berkemah.
Untuk sampai di Puncak Ogal-Agil, dibutuhkan 6-7 jam perjalanan dengan terlebih dahulu melalui Jalur Lincing, jalur mendaki berbentuk zig-zag dengan tanjakan ekstrim. Selanjutnya pendaki akan melalui Pos 'Nggombes', Alas (Hutan) Lali Jiwo. Hutan tropis yang cukup lebat yang kental dengan kisah mistis dari waktu ke waktu. Ini adalah pos terakhir sebelum mencapai puncak Arjuno.
Dari Alas Lali Jiwo, pendaki akan melalui Cemoro Sewu dan padang rumput dengan lokasi yang cukup menanjak. Mendekati puncak, akan dijumpai bebatuan dan menjumpai tanaman yang cukup nyaman dilihat.
2. Jalur Tretes
Berada di wilayah Kabupaten Pasuruan, Tretes merupakan kawasan wisata yang cukup terkenal dengan hawa sejuknya. Di kawasan yang banyak terdapat villa peristirahatan ini terdapat Air Terjun Kakek Bodo yang cukup indah.
Dari Pos PHPA Tretes, Ngalamers bisa langsung mendaki Gunung Welirang maupun Arjuno. Setelah berjalan antara 4 – 5 jam ke arah barat daya, pendaki dapat berhenti dan bermalam di pemondokan tempat penambang belerang. Hampir setiap hari, puluhan penambang mencari batu belerang untuk dibawa ke Tretes. Di kawasan ini terdapat air yang cukup melimpah untuk memasak atau mandi.
Pendakian ke puncak Welirang atau berbelok ke arah Arjuno bisa dilanjutkan esok paginya. Setelah melewati hutan Cemara dengan jalan berbatu, setelah 3 jam pendaki akan sampai di puncak Gunung Welirang. Di bawahnya terdapat sebuah kawah aktif yang menyemburkan gas belerang.
Jika pendaki ingin melanjutkan ke puncak Arjuno, dari puncak Welirang bisa turun ± 10 menit ke arah Selatan. Pendaki akan melalui hutan Cemara dengan melewati sebuah jurang dan pinggiran Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II. Setelah perjalanan 6–7 jam, tibalah di puncak Arjuno.
Sebelumnya, pendaki akan melewati tempat yang ketinggiannya hampir sama dengan puncak Arjuno, lokasinya datar dan cukup luas. Tempat ini dinamakan 'Pasar Dieng', dan cukup terkenal di kalangan pendaki karena banyak kisah-kisah aneh yang diceritakan dari tempat ini, meski dari mulut-ke-mulut. Dari Pasar Dieng, puncak Gunung Arjuno hanya bisa ditempuh dalam waktu ± 10 menit.
Puncak Gunung Arjuno, atau yang sering disebut Puncak Ogal-Agil memiliki suhu antara 5 - 10 derajat celcius, serta angin yang cukup kencang. Di sekitar puncak, pendaki bisa mendirikan tenda untuk bermalam.
Dari sini, Ngalamers bisa menikmati panorama yang sangat indah terutama ketika malam hari, Hanya dari satu titik, pemandangan kota-kota seperti Surabaya, Malang, Batu, Pasuruan, serta laut utara dengan kerlipan lampu-lampu kapalnya akan terlihat semuanya. Kelelahan pasca mendaki akan terbayar.
Jalur turun bisa menuju arah timur (Lawang) dengan melewati hutan Cemara, hutan tropis dan perdu. Selanjutnya akan sampai di Perkebunan Teh Wonosari bagian utara. Daripada kembali ke arah Welirang/Tretes, jalur Lawang akan lebih menyingkat waktu (sekitar 5-6 jam perjalanan).
3. Jalur Sumber Brantas, Kota Batu
Rute pendakian yang juga cukup menarik dan menyenangkan, berada di sebelah barat Gunung Welirang. Kota Batu merupakan kota wisata memiliki panorama eksotis. Karena terletak di lembah Gunung Panderman dan lereng Gunung Arjuno, kota penghasil buah dan sayur ini mendapatkan julukan Swiss-nya Jawa.
Dari arah Malang maupun Kediri, pendaki bisa naik Bus/angkutan umum, selanjutnya naik minibus menuju Desa Sumber Brantas. Di Desa Sumber Brantas ini terdapat mata air yang merupakan sumber (titik nol) dari Sungai Brantas yang mengalir hingga ratusan kilometer. Lokasinya bernama Arboretum Sumber Brantas, dan dikelola oleh Perum Jasa Tirta.
Jika Ngalamers ingin menyempatkan berwisata, berbelanja buah dan sayur, atau sekadar beristirahat, di kawasan ini tak perlu khawatir akan lokasi maupun akses. Jalur ke utara dari Alun-alun Kota Batu, terdapat banyak tempat wisata, seperti Taman Rekreasi Selecta, Coban Talun, Desa Wisata Kungkuk, Petik Apel hingga Sumber Air Panas Cangar.
Dari kendaraan umum bisa turun di depan Pos KSDA, di Desa Sumber Brantas. Sebelum pendakian kita harus mendaftar kepada Petugas KSDA. Dari ujung desa kita memulai pendakian selama dua jam dengan melewati jalan berbatu yang menanjak dan ladang sayur ke arah Timur Laut, sampai ke tepi sebelah barat Alas (Hutan) Lali Jiwo. Dalam perjalanan ini samar-samar akan terlihat Puncak Arjuno. Untuk menyingkat waktu perjalanan, pendaki juga bisa menyewa Jeep di Desa Sumber Brantas untuk mengantar sampai akhir kebun sayur di tepi hutan.
Setelah pendakian selama empat jam melintasi hutan tropis yang lebat, pendaki akan sampai di punggung gunung yang menghubungkan puncak Welirang dan Arjuno, tepatnya sebelah Tenggara Gunung Kembar I.
Pada lokasi ini terdapat persimpangan, ke arah kiri menuju Gunung Welirang (2-3 jam) dan arah kanan menuju Gunung Arjuno (4-5 jam). Ketika mendekati puncak Welirang di lereng sebelah barat, Ngalamers akan dimanjakan dengan padang Edelweiss. Beberapa satwa langka seperti Rusa, Kijang, Tupai, Lutung Jawa atau burung endemik lokal akan sering dijumpai sepanjang perjalanan.
4. Jalur Purwosari
Pendakian dari jalur Purwosari bisa
dimulai dari Desa Tambak Watu. Untuk menuju Desa Tambak Watu bisa naik
angkot dari Pasar Purwosari dengan jarak tempuh 1 jam, atau bisa juga
dengan naik ojek. Injin pendakian juga bisa diurus di Desa Tambak Watu.
Di awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di sela-sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang dan wingit mulai terasa di kawasan ini. Selanjutnya akan banyak ditemui banyak peninggalan situs-situs sejarah dari jaman Majapahit, diantaranya: Goa Antaboga, Petilasan Eyang Abiyasa, Situs Eyang Sakri, Situs Eyang Semar, Wahyu Makutarama, Puncak Sepilar, dan Candi Manunggale Suci.
Di awal pendakian akan melewati hutan pinus yang tertata rapi, sementara di sela-sela pohon pinus tersebut banyak ditanami pohon kopi dan pohon pisang. Suasana tenang dan wingit mulai terasa di kawasan ini. Selanjutnya akan banyak ditemui banyak peninggalan situs-situs sejarah dari jaman Majapahit, diantaranya: Goa Antaboga, Petilasan Eyang Abiyasa, Situs Eyang Sakri, Situs Eyang Semar, Wahyu Makutarama, Puncak Sepilar, dan Candi Manunggale Suci.
Petilasan-petilasan yang masih cukup
terawat tersebut masih sering dikunjungi para peziarah dengan berbagai
tujuan. Banyak diantaranya yang dikeramatkan, salah satunya adalah Situs
Eyang Semar. Situs ini terkenal paling angker, Ngalamers. Meski
terdapat tiga buah pondok dan sebuah aula yang dibangun oleh para
peziarah, disarankan untuk tidak menginap di lokasi ini.
Lain lagi dengan Candi Manunggale Suci, candi yang 'hanya' terdiri dari batu yang ditata seperti pondasi. Di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf Jawa dan di bawahnya lagi tertulis 'Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti' (Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Di bawahnya tertulis nama Maha Resi Agung Prawira Harjana. Beliau adalah pengikut setia Bung Karno. Untuk sampai puncak Ogal-Agil, dari Candi Manunggale Suci bisa ditempuh dalam waktu 5 jam.
Di sekitar puncak Arjuno banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan, jurang terjal berbatu yang sangat indah berada di sisi utara. Namun sangat disayangkan Ngalamers, bebatuan di puncak Gunung Arjuno ini telah dikotori oleh banyak coretan tangan dari mereka yang mengaku "Pecinta Alam".
Terdapat sebuah batu yang berbentuk
singasana (kursi) di Puncak Ogal-Agil. Tempat ini sering dikunjungi para
peziarah. Tergambar cakra dan tulisan jawa yang berarti Maha Kuasa. Dan
konon, di sinilah tempat bertahta penguasa Alam Gaib gunung Arjuno.
Pengunjung disarankan untuk tidak duduk atau menginjak batu ini.Lain lagi dengan Candi Manunggale Suci, candi yang 'hanya' terdiri dari batu yang ditata seperti pondasi. Di atasnya terletak sebuah marmer yang bertuliskan huruf Jawa dan di bawahnya lagi tertulis 'Sura Dira Jaya Diningrat Lebur Dining Pangastuti' (Kejahatan pasti kalah oleh kebaikan). Di bawahnya tertulis nama Maha Resi Agung Prawira Harjana. Beliau adalah pengikut setia Bung Karno. Untuk sampai puncak Ogal-Agil, dari Candi Manunggale Suci bisa ditempuh dalam waktu 5 jam.
Di sekitar puncak Arjuno banyak terdapat batu-batu besar yang berserakan, jurang terjal berbatu yang sangat indah berada di sisi utara. Namun sangat disayangkan Ngalamers, bebatuan di puncak Gunung Arjuno ini telah dikotori oleh banyak coretan tangan dari mereka yang mengaku "Pecinta Alam".
Dari puncak, nampak Gunung Welirang yang selalu mengeluarkan asap, arah Barat Laut Welirang tampak Gunung Penanggungan dengan puncak yang menyerupai Gunung Semeru. Ke arah timur terlihat puncak Semeru yang menawan. Di sebelah Selatan, berdiri Gunung Kawi dan Gunung Anjasmoro.
/RedFlag/Info
Gunung Arjuna dengan
ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat
pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu
jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan
sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang
berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi
peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini
banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Gunung Arjuna dengan
ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat
pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu
jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan
sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang
berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi
peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini
banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Gunung Arjuna dengan
ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat
pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu
jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan
sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang
berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi
peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini
banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Gunung Arjuna dengan
ketinggian 3.339 mdpl, sejak jaman Majapahit sudah dijadikan tempat
pemujaan. Seperti halnya gunung penanggungan yang terletak tidak begitu
jauh dari gunung arjuna ini, keduanya banyak memiliki peninggalan
sejarah berupa bangunan pemujaan. Dilereng-lereng gunung Arjuna yang
berketinggian 3.339 mdpl tersebut banyak terdapat arca maupun candi
peninggalan kerajaan Majapahit. Situs-situs kuno dan bersejarah ini
banyak berserakan mulai dari kaki gunung sampai di puncak gunung arjuna
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
Sumber: http://chk2489.blogspot.com/2013/03/jalur-pendakian-gunung-arjuno-dan.html
Muhammad Chamdun
0 komentar:
Posting Komentar